Titilaras, Jendela Kopi Ikonik di Pasar Gede Solo

Titilaras Pasar Gede

Titilaras namanya, sebuah nama yang menurut saya sangat "njawani". Titilaras yang ingin saya ceritakan ini adalah sebuah kedai kopi mungil yang terletak di Pasar Gede Solo. Lebih tepatnya di Pasar Gede Barat lantai dua.

Sekilas tentang Pasar Gede

Jika teman-teman belum tahu, Pasar Gede adalah sebuah pasar tertua dan terbesar di kota Solo. Pasar Gede Hardjonagoro ini dibangun pada tahun 1930. Pasar Gede Solo mempunyai dua bangunan utama yaitu disisi timur dan barat. Kedua bangunan tersebut dipisahkan oleh sebuah jalan utama yaitu Jalan Jendral Sudirman.

Titilaras Pasar Gede
Area Kuliner Pasar Gede lt 2

Kedua bangunan Pasar Gede adalah bangunan dua lantai. Pasar Gede sisi timur menjual aneka macam kebutuhan sehari-hari dari berbagai sayuran, daging dan beberapa jajanan pasar. Sedangkan Pasar Gede sisi barat menjual aneka buah-buahan di lantai dasar dan kuliner kekinian di lantai dua.

Titilaras dengan Jendela Ikonik

Beberapa tahun terakhir nama Titilaras sering berseliweran di media sosial kota Solo. Banyak yang mengatakan bahwa Titilaras ini adalah sebuah kedai kopi yang sangat unik. Karena hal tersebutlah saya beberapa kali juga ingin mencobanya tapi selalu urung kesampaian.

Namun teman-teman jangan membayangkan Titilaras sebagai sebuah kedai kopi yang besar dan luas, karena Titilaras benar-benar sebuah kedai mungil. Area dalam berukuran sangat kecil ini hanya muat untuk satu orang barista saja. Sedangkan para pengunjung disediakan meja kursi di sekitar kedai kopi Titilaras.

Titilaras Pasar Gede
Jendela Titilaras di Tengah Kuliner Pasar Gede

Dan pada hari Jumat 21 Pebruari kemarin, saya bersama seorang teman akhirnya memutuskan untuk mencoba ngopi di Titilaras. Sebelum kami memutuskan untuk kesana, kami terlebih dahulu cek IG Titilaras untuk memastikan jam bukanya. Dan ternyata hari itu Titilaras buka pada jam 10.49 WIB - 14.35 WIB. Jam buka yang unik bukan???😊

Jadi buat teman-teman yang ingin ke Titilaras pastikan untuk selalu cek IG story Titilaras untuk update jam bukanya. Setiap hari jam buka Titilaras tidak tentu dan hanya buka selama beberapa jam saja. Untuk hari Senin dipastikan libur dan minimal 2x seminggu Titilaras libur.

Tidak ingin kehilangan kesempatan, kami setelah sarapan langsung meluncur ke Titilaras Pasar Gede. Untuk menemukan kedai kopi Titilaras, kita harus jeli. Tidak ada nama Titilaras dalam huruf latin, namun diganti dengan Titilaras yang ditulis dengan aksara jawa. Titilaras juga terkenal dengan jendela ikoniknya dimana kita bisa melihat langsung barista saat menyeduh minuman. 

Sesampainya disana, sudah terlihat beberapa pengunjung namun tidak begitu ramai. Saat kami datang terlihat salah satu jendela masih kosong, sehingga kami berdua langsung menguasai sisi jendela tersebut😊

Ngopi di Titilaras yang sedang Merayakan Ulang Tahun

Kami kemudian diminta untuk menunggu sejenak karena mas Arkha, owner sekaligus barista, sedang menggiling kopi pesanan. Menurut beliau, pengunjung juga bisa membeli kopi bubuk, namun hal itu tergantung ketersediaan karena Titilaras mempunyai stok yang tidak terlalu banyak.

Titilaras Pasar Gede
Ruang Seduh Titilaras

Setelah selesai menggiling, beliau menanyakan kepada kami ingin memesan apa. Karena kami ingin mencoba kopinya, maka mas Arkha menjelaskan beberapa kopi yang tersedia saat itu. Beliau menjelaskan dengan ramah dan detail berbagai varietas kopi yang ada.

Teman saya akhirnya memesan es kopi Tambi Manis sedangkan saya memesan es kopi Latte saja. Sambil menunggu mas Arkha menyeduh, beliau juga mempersilahkan kami mengambil jajanan pasar yang disediakan secara gratis. Karena ternyata hari itu sedang ada syukuran ulang tahun Titilaras yang ke 3. Kedai Titilaras ini mulai dibuka pada tanggal 17 Pebruari 2022.

Saat sedang menyeduh, kami juga sempat mengobrol tentang aneka kopi. Saat itu saya bertanya tentang kopi Tambi karena satahu saya, Tambi Wonosobo terkenal akan produksi tehnya. Beliau bercerita bahwa masih ada sebagian kecil wilayah Tambi yang memproduksi kopi sisa peninggalan Belanda, namun karena hasil yang terbatas sehingga kita tidak bisa membeli dalam jumlah yang banyak.

Kami juga sempat bertanya tentang perbedaaan Kopi Arabika dan Kopi Robusta, karena saya dan teman saya sempat berselisih kopi mana yang mempunyai rasa asam. Akhirnya mas Arkha menjelaskan bahwa kopi Arabika adalah kopi yang mempunyai rasa asam dan kopi Robusta mempunyai rasa yang lebih pahit dengan kadar kafein yang lebih tinggi. 

Beliau juga bercerita bahwa kopi yang beliau sajikan adalah kopi-kopi yang memang beliau sukai. Kopi yang disajikan di Titilaras sebagian besar adalah kopi Arabika yang mempunyai kadar kafein lebih rendah sehingga tidak menyebabkan asam lambung naik. Mas Arkha sangat komunikatif dan selalu menjawab segala macam pertanyaan tentang kopi dengan ramah.

Karena terkesima dengan cara penyeduahan kopi dan cerita mas Arkha, saya sampai lupa untuk mengambil beberapa foto, padahal prosesnya jelas terlihat dihadapan saya langsung. Seingat saya setiap kopi yang diseduh selalu ditimbang sesuai dengan takarannya.

Orderan kami akhirnya sudah selesai dibuat. Kopi Tambi Manis menurut teman saya mempunyai rasa yang tidak pahit dan saat akhir meninggalkan rasa dan aroma teh. Namun bagi saya yang pecinta kopi ala-ala, saya tidak terlalu bisa membedakannya😀.

Titilaras Pasar Gede
Foto sebagai Hiasan Jendela Titilaras
Titilaras Pasar Gede
Foto dan Note dari Pelanggan

Kami berada di kedai Titilaras cukup lama, sambil menghabiskan pesanan kopi kami sambil bertukar cerita. Saat itu pengunjung Titilaras juga semakin ramai. Pengunjung tidak hanya yang berasal dari Solo saja bahkan ada yang dari luar kota dan luar jawa.

Kejutan Titilaras

Titilaras sebenarnya bukan kedai khusus kopi saja namun juga menyediakan teh dan coklat. Sehingga kita bisa memilih salah satu dari ketiga minuman tersebut yang masuk selera kita. Kami saat itu tidak memesan teh dan coklatnya karena merasa sudah cukup dengan pesanan kopi kami. Mungkin lain kali jika kami kembali kesana kami bisa memesan dua menu lainnya tersebut.

Karena Titilaras dihandle sendiri oleh mas Arkha sehingga jam buka Titilaras menyesuaikan dengan kegitatan lainnya yang beliau jalani. Beliau juga menyampaikan bahwa di tahun 2025 ini akan ada kejutan dari Titilaras. Kejutan apakah itu? Apakah lokasi baru? Menu baru atau yang lain? kita tunggu saja kabar baik dari Titilaras.

Jadi buat teman-teman yang sedang berada di Solo, bisa melipir mampir ke kedai kopi ikonik ini sambil berbelanja oleh-oleh dan kulineran di Pasar Gede. Namun sebelumnya pastikan untuk cek IG story Titilaras untuk memastikan jam buka kedai.

Itulah cerita kami di jendela ikonik Titilaras, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di cerita selanjutnya💓💓

28 komentar

  1. Menarik juga bagaimana Titilaras menyajikan kopi pilihan yang sesuai selera pemiliknya, membuat setiap tegukan punya cerita tersendiri. Tempat ini cocok banget buat yang ingin menikmati kopi dengan suasana berbeda di tengah kesibukan Pasar Gede Solo!
    Tempat ini belum ada saat saya traveling ke Solo, pantes kok bisa-bisanya saya terlewat, ternyata saya kecepetan 4 tahun datangnya... hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mbaa jadi kedai kopi nya semacam representasi pemiliknya yaa karena semmua pilihan sesuai citarasanya...nahhh mungkin tahun ini saatnya mb utami kembali ke Solo lagi karena sudah lama hehe

      Hapus
  2. Unik bgt ya jam bukanya. Kayak mas mas yg jual jus di tiktok dia bukanya sesuai mood wkwk
    Btw berarti ini konsepnya kyk food court gtu ya karna banyak toko dan tempat duduknya banyak di tengah. Menarik bgt untuk dicoba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mbaa ini semacam foodcourt gt..tp itu meja-meja nya juga sudah ditandain mbaa milik kedai yg mana gt hehe

      Hapus
  3. ngafe di Pasar Gede Solo sebersih ini tempatnya, dan lantai 2 nya luas juga ya mbak
    Meskipun kedainya kecil, tapi rasanya istimewa. Kedai kecil gini biasanya yang bikin penasaran, karena konsepnya unik liatnya
    Ternyata gak hanya menjual kopi, tapi ada tehnya, mungkin aku bisa cobain tehnya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa mbaaa lantai 2 khusus kuliner anak mudaa enak buat nongkrong jg yg area luar bisa lngsg liat jalan raya..next klo ke solo mesti cobain mbaa

      Hapus
  4. Pasar Gede adalah salah satu tempat yang pengen banget aku kunjungi setiap kali ke Solo, tapi belum kesampaian sampai sekarang. Sepertinya banyak hal menarik di dalamnya. Lebaran kali ini aku nggak boleh melewatkannya lagi dan akan mencari juga kopi Laras di sana. Sayang aku nggak bisa ngopi Kak, mungkin aku akan coba menu yang lain yang lebih ramah lambung :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada teh dan coklat kak yg cocok buat lambung..klo ke solo mesti wajib ke sini...pasar gede yg sisi timur rekomndasi buat belanja oleh2 yang sisi barat lantai 2 buat kulineran kekinian :)

      Hapus
  5. Aku kalau ke pasar gede mampir yg khusus jual kletikan oleh2 khas Solo dan dawet bu Dermi.
    Kalau yg di seberangnya itu khusus utk kuliner jadul ya kak. Titilaras ini belum pernah nyobain kesana sih. Nanti kalau pas ke Solo, mau kesana juga, ke Titilaras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa buuu yg deretan bu dermi itu kuliner jajanan tampo dulu yg buat oleh2 gt kalo yg sisi barat ini lebih kuliner anak mudah :)

      Hapus
  6. Kedai kopi Titilaras ini memang unik, dengan jendelanya itu. Jam bukanya juga tidak pasti ya, jadi yang mau mampir memang harus pantengin dulu akun instagram. Kalau saya ke sana, mungkin akan pesan teh atau cokeat saja. Insya Allah kalau ke Solo lagi, saya akan mampir ke sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa pak klo jadwalnya cocok mungkin bisa mampir kesini nanti :)

      Hapus
  7. Nama kedainya unik serta artistik banget menurutku. Bahkan plangnya pake bahasa Jawa juga ya? Luar biasa keren nih mas Arkha.

    Jam buka ya beneran bikin aku mengernyitkan dahi sih, kok bentar amat. Rupanya ada cerita dibalik jam buka. Menyenangkan sekali ya mba bisa berkunjung, mencoba kopi bahkan menanyakan seputar kopi ke orang yang memang ahlinya. Manalah sangat ramah juga, terkadang suka terpana kalau memang sebegitu fokus memperhatikan. Gapapa, seru kok tiap stepnya bisa direkam dalam ingatan.

    Semoga suatu saat bisa coba berkunjung kesana juga. Mau coba kopi, coklat dan teh nya 🤩. Maruk amat yakkk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa bener mbaaa plang nya pake aksara jawa,,,jeli juga mba lala niee hehe...
      He em aku juga pengen cobain teh sama coklatnya next klo kesana lagi nie...kmrn soalnya dh kenyang

      Hapus
  8. Sering dengar tentang kuliner di Pasar Gede tapi belum sempat mampir ke sana, unik banget kafenya di dalam pasar ya vibenya berbeda dan segar, mana ramah lagi ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kapan2 kalo ke solo lagi bisa mampir mba dewww :)

      Hapus
    2. Aku terakhir ke sana 2017, sayangnya hanya eksplor area depannya aja dan sebagian area dalam. Padahal di bagian belakangnya banyak area kuliner, termasuk warung makan yang difavoritkan oleh Jokowi katanya.

      Nah, baca tulisan ini, jadi penasaran banget sama Titilaras dengan keunikan tempatnya. Aku suka ke kafe yang memajang foto dengan cara digantung kayak gitu :) Dan berhubung aku jarang ngopi, bisalah ngeteh atau ngecoklat aja nanti kalau balik lagi ke Pasar Gede Solo :)

      Hapus
  9. Sebagai penggemar kopi, aku sangat ingin menikmati kopi di Titilaras ini
    Suasananya syahdu
    Next klo ke Solo, akan kuagendakan mampir kesini

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa mbaa cocok banget ini buat penikmat kopi

      Hapus
  10. Cafe ini unik sekali ya bukan hanya namanya saja tapi secara konsep dan beberapa kejutan yang diberikan oleh pemiliknya titik tempatnya bersih dan walaupun di dalam pasar tapi bisa menjadi pengalaman ngopi yang sangat menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget mas, jadi salah satu pengalaman kopi yg menarik

      Hapus
  11. Bisa dibilang, Titilaras adalah surga kecil buat peniikmat kopi apalagi disuguhi dengan keramahan dan informasi tentang perkopian. Saya baru tahu kalau di Wonosobo ada yang memproduksi kopi, pasti itu legend dan rasanya khas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nahhh iyaa kan mbaa..wonosobo kan terkenal dengan teh nya setau aku juga, makanya kemarin juga sempet heran kok ada kopi juga :)

      Hapus
  12. Bangunanya vintage pasti bikin betah di dalam
    Apalagi unik itu jendela besarnya buat pesen kopi
    Bisa sambil cerita masa lalu ke teman ngopi kalau diajak ke sini

    BalasHapus
  13. Menurutku ownernya ini cerdas karena konsepnya usahanya, dimana jam buka itu seperti membuat insan penasaran, belum lagi dia sendiri yang menjadi baristanya, tentu memiliki nilai sendiri. Semoga ketika waktu mengijinkan kembali ke Solo aku bisa menikmati ikoniknya kendai Titilaras.

    BalasHapus
  14. Aku selalu tertarik Ama kafe yg unik. Bukan cuma dari penataan Deko, tp juga dari lokasi dan jam buka tutup.

    Kalo dulu sempet ke kafe yg lokasinya disembunyikan, baru dikirim kalo udh bayar DP, dan bikin perjanjian ga boleh disebarluaskan lokasinya.

    Ternyata titilaras ini tampil beda juga dengan jam buka tutup yg ga biasa 🤣

    Menarik sih. Aku ntr follow IG nya mba. Ga sabar mau balik solo.

    April kemungkinan

    Eh pasar gede ini aku sering lewatin tp ga pernah masuk hahahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trus itu kafe masih ada mba sampai sekarang? berarti tahunya dari mulut ke mulut aja yaa gak pake medsos kayak sekarang...
      Next wajib tu mba blipir ke Pasar Gede yg sisi barat buat kulineran anak muda klo yg sisi timur buat cari oleh2 sama beli jajanan pasar :)

      Hapus
  15. noted kak, kalo ke Solo lagi aku sempatkan mampir untuk mencoba :D

    BalasHapus
Salam Kenal
erykaditya
Travelling, Kuliner & Lifestyle
Arsip Blog
Komunitas
Emak Blogger Blogger Perempuan
Banner Bloggercrony Female Blogger Banjarmasin
Popular Posts