Pesona Telaga Warna Dari Batu Ratapan Angin

Batu Pandang Ratapan Angin

Kawasan Dieng merupakan kawasan pegunungan yang masih aktif sampai sekarang. Dahulu Pegunungan Dieng yang merupakan pegunungan vulkanik aktif dalam sebuah letusannya tentu meninggalkan banyak sisa pahatan alam, tebing-tebing ataupun perbukitan dan telaga. Salah satu sisa hasil letusannya yang bisa kita lihat sekarang adalah Batu Ratapan Angin dan Telaga Warna.


LOKASI & TIKET

Batu Pandang Ratapan Angin masuk kawasan Dieng Wetan Kabupaten Wonosobo. Lokasi Batu Pandang Ratapan Angin dekat dengan Kompleks Candi Arjuna juga cukup dekat dengan Dieng Plateau Theatre. Saat itu kami menuju Batu Ratapan Angin setelah mengunjungi Candi Arjuna . 

Jika teman-teman ingin mengunjungi Dieng Plateu Theatre maka teman-teman bisa memarkir kendaraan disana dan tinggal berjalan kaki menuju ke Batu Ratapan Angin. Namun jika tidak maka teman-teman bisa langsung berkendara naik dan parkir di kawasan Batu Ratapan Angin yang menurut saya mempunyai lahan parkir yang lebih luas. Kami sendiri saat itu tidak mengunjungi Dieng Plateau Theatre sehingga kami langsung naik dan parkir di kawasan Batu Ratapan Angin.

Batu Pandang Ratapan Angin

Kawasan wisata Batu Pandang Ratapan Angin buka dari jam 06.00 - 17.30 WIB. Dari lokasi parkir kami berjalan kira-kira 200 m menuju Gerbang Selamat Datang dan tak jauh dari gerbang terdapat loket tiket. Tiket masuk ke Batu Ratapan Angin adalah sebesar Rp 15.000.


PESONA TELAGA WARNA DARI BATU RATAPAN ANGIN

Telaga Warna

Batu Ratapan Angin sering juga disebut sebagai Batu Pandang Dieng atau Batu Pandang Telaga Warna. Dari Batu Ratapan Angin, kami bisa melihat hamparan pegunungan Dieng yang luas dengan pesona keindahan Telaga Kembar yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang berdampingan.

Hamparan Telaga Kembar tampak indah dengan latar belakang perbukitan dengan pepohonan hijau menjadikannya sebagai salah satu spot yang menjadi incaran para wisatawan. Udara perbukitan yang sejuk dan suasana yang tenang juga menawarkan kedamaian di hati.

Perbedaan warna yang mencolok antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon tampak jelas dari Batu Ratapan Angin. Permukan Telaga Pengilon yang jernih tampak kontras dengan warna Telaga Warna yang tinggi kadar belerang. Karena kadar belerang yang tinggi maka warna permukaan Telaga Warna sering berubah saat terkena sinar matahari. Kebetulan pada saat kami disana terlihat permukaan Telaga Warna berwarna hijau pekat.

Selain spot foto Telaga Warna terdapat juga beberapa spot foto lainnya yang disediakan diantaranya spot foto ayunan, jembatan kayu, pohon jodoh dan lainnya. Namun kebetulan saat itu kami tidak ekplore area lainnya, hanya fokus di area Telaga Warna karena masih ada banyak tempat wisata lainnya yang ingin kami kunjungi pada hari itu.

Batu Pandang Ratapan Angin

LEGENDA BATU RATAPAN ANGIN

Teman-teman tentu juga penasaran kenapa disebut Batu Pandang Ratapan Angin?? Hal ini karena lokasinya yang berada di antara bebatuan yang sangat tinggi dan banyak pepohonan dan semak belukar sehingga ketika angin berhembus menghasilkan suara yang unik seperti siulan atau ratapan. Karena itulah kawasan wisata ini diberi nama Batu Pandang Ratapan Angin.

Namun ternyata ada juga legenda yang berkembang di masyarakat pada jaman dahulu tentang asal muasal nama Batu Ratapan Angin. Konon katanya nama Batu Ratapan Angin ini bercerita tentang kesetiaan dan pengkhianatan.

Batu Pandang Ratapan Angin

Dahulu kala hiduplah seorang pangeran dan putri cantik jelita yang hidup rukun damai dan penuh cinta sehingga mereka dijadikan teladan hidup bagi rakyatnya. Namun seiring perjalanan waktu muncullah pihak ketiga yang menimbulkan intrik dalam keharmonisan rumah tangga keduanya. Sang putri yang awalnya sangat setia mulai merasa goyah dan akhirnya menjalin hubungan terlarang dengan kekasih gelapnya tersebut. Mereka melakukan berbagai cara untuk mengelabui sang pangeran agar sang putri dan kekasih gelapnya bisa selalu bertemu. 

Meskipun sudah ditutupi secara rapat namun akhirnya hubungan terlarang tersebut sampai juga ke telinga pangeran. Pangeran pun sangat kaget ketika mendapati istri dan kekasih gelapnya bercengkrama di hutan dekat Telaga Warna. Sang putri juga tampak kaget dengan kehadiran suaminya. Sang putri kemudian memohon maaf atas kekhilafannya kepada pangeran. Namun ternyata kekasih gelapnya justru melawan sang pngeran dan hendak membunuhnya.

Pangeran yang dikenal cukup sakti akhirnya mengerahkan seluruh kekuatannya. Angin puting beliung yang dasyat muncul dan menumbangkan berbagai pohon di lokasi tersebut. Dan ditengah kemarahannya akhirnya pangeran mengutuk istri dan kekasih gelapnya menjadi dua bongkah batu. Sang Putri menjadi batu yang menunduk dan kekasih gelapnya menjadi batu yang berdiri.

Setelah kejadian itu, pangeran masih sering mengunjungi lokasi tersebut untuk memastikan kedua batu masih berada disana. Angin di lokasi tersebut yang kadang bertiup kencang dan membentur dinding-dinding batu sehingga menimbulkan suara yang aneh. Suara yang aneh tersebut oleh pangeran disebut sebagai "suara ratapan/tangisan penyesalan dari keduanya". Sehingga sejak saat itu masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tersebut menyebitnya dengan nama Batu Ratapan Angin.

Itulah sebuah legenda cerita rakyat yang melatar belakangi munculnya nama Batu Ratapan Angin.

12 komentar

  1. Aku pernah kesiniii 😍. Tapi trakhir ke Dieng 2013 mba, dan jujur udah banyak lupa sbnrnya. Waktu itu Dieng juga masih belum Serapi sekarang. Tapi aku sukaaaa tempatnya, karena dingin 😄❤️. Aku kan memang lebih suka ke tempat dingin mba, drpd yg panas.

    Pas berdiri di batu melihat ke arah telaga, itu jujur kayak gamaaaang. Sampe takut batunya keguling, padahal aku suka ketinggian 🤣.

    Masih mau BANGETTTT datang lagi ke Dieng. Ajak anak2 Krn dulu si Kaka aja masih bayi, belum ngerti tempat. Si adek blm lahir. Mereka pasti suka lihat tempat di Dieng ini, soalnya sama2 ga suka panas kayak emaknya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dieng sekarang lebih teratur rapi tempat wisatanya mbaaaa dan yang pasti tambah rameeee apalagi kalo pas peak season..siap2 bermacet ria lhoooo hehehe

      Hapus
    2. Nah iyaaa. Aku baca tuh pas long weekend yg terakhir, bukit sikunir sampe macet mbaaa hahahahahahah. Ga kebayang aku. Amit2 dah stuck di atas. Makanya udh niat Ama suami, kalo ke Dieng lagi ga mau pas long weekend. Better ambil cuti deh

      Hapus
  2. Aku paling suka deh dengan legenda yang bercerita tentang latar belakang tempat wisata. Kayak legenda gunung Tangkuban Perahu, danau Toba. Suka aja baca dongeng2 itu ketika masih kecil. Untuk ke sini, duh sepertinya hanya tinggal angan2... Udah terlalu jompo nih sayah :)

    BalasHapus
  3. waktu aku ke Dieng nggak kesini, sekitar tahun 2012 nggak viral juga tempat ini dan informasi mengenai tempat ini juga kurang. Dan di sekitaran Dieng juga banyak banget destinasi yang dipengen.
    tapi seru keliling daerah Dieng, muter-muter dan lokasi antar wisatanya juga nggak terlalu jauh

    ternyata asal usul nama batu ratapan angin dari kisah seorang putri dan pangeran ya, sedih juga dengernya, padahal sebelumnya mereka hidup saling setia dan rukun rukun aja

    BalasHapus
  4. Ternyata ada sejarah kenapa dinamakan ratapan angin. Tapi ini legenda atau beneran ya ceritanya? Kalo ke sana kudu sedia jaket tebal ya kan ademm.

    BalasHapus
  5. Penghianatan menghasilkan ratapan, seperti itu ya, kok seperti kehidupan nyata hihihi.
    Pernah ke dieng tapi belum ke ratapan angin itu, sepertinya kudu segera kesana nih biar melihat lebih luas si Dieng itu terutama pesona telaga warnanya.

    BalasHapus
  6. Legenda Batu Ratapan Angin ini sungguh sangat menyayat hati ya, kebayang betapa sakit hati pangeran mendapati pengkhianatan tersebut.

    Harga tiket masuknya sangat bersahabat sekali dan pemandangan alam sekitarnya beneran indah serta bikin mata terpana takjub 😍. Masha Allah indahnya ciptaanNya. Seneng sekali mba menceritakan terkait Batu Ratapan Angin dan Telaga Warna.
    Next kalau liburan ke Dieng, aku mesti mampir juga ke sini.

    BalasHapus
  7. Pemandangan Telaga Warna dari Batu Ratapan Angin benar-benar menakjubkan! Airnya yang berkilau dengan warna-warni dan panorama pegunungan Dieng yang hijau membuatku terpukau. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

    BalasHapus
  8. Pas ke Dieng aku nggak mampir ke Batu Ratapan Angin ini, padahal pemandangannya cantik banget yaa...semoga selalu terjaga alamnya...

    BalasHapus
  9. Baca nama tempatnya kayak ga asing, pas baca ceritanya baru ngeh oh ternyata di Dieng saya ke sana sudah lama banget, sekarang semakin bagus ya kayaknya lokasi-lokasi di sana

    BalasHapus
  10. Dieng menyimpan sejuta keindahan ya
    Dieng jadi masuk wishlist ku. Pengen someday menikmati kecantikan dieng
    Negeri di atas awwn

    BalasHapus
Salam Kenal
erykaditya
Travelling, Kuliner & Lifestyle
Arsip Blog
Komunitas
Emak Blogger Blogger Perempuan
Logo Komunitas BRT Network Female Blogger Banjarmasin
Popular Posts